SIFAT DAN KARAKTERISASI SUNGAI BAGIAN HULU, TENGAH, DAN HILIR BESERTA
CONTOHNYA
DosenPembimbing
:
Rahmawati., S.Hut.,
M.Si., Ph.D
Disusunoleh :
Kelompok6
HUT 6 C
Jan Heri Damanik 121201062
Riwan Tumanggor 121201078
Stevenn E Hutauruk 121201082
Septrina Ayu Simanjorang 121201150
![]() |
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini. Judul dari laporan ini adalah “Sifat dan Karakteristik Sungai Bagian Hulu, Tengah, dan Hilir”.
Dalam
penyusunan laporan ini,
tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain karena berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rahmawaty
S.Hut., M.Si., Ph.D selaku
dosen pembimbing.
Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
pembuatan laporan ini dan semoga laporan ini bermanfaat
tidak hanya bagi mahasiswa dari
Kehutanan Universitas Sumatera Utara saja, namun
juga bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya sehingga penulis dapat memperbaiki laporan ini agar menjadi lebih baik ke depannya.
Medan, Maret
2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................... 2
ISI..................................................................................................................
3
KESIMPULAN
Kesimpulan ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sungai
adalah salah satu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara
alamiah, mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir.
Air hujan yang jatuh diatas permukaan bumi dalam perjalanannya sebagian kecil
menguap dan sebagian besar mengalir dalam bentuk-bentuk kecil, kemudian menjadi
alur sedang seterusnya mengumpul menjadi satu alur besar atau utama. Dengan
demikian dapat dikatakan sungai berfungsi menampung curah hujan dan
mengalirkannya ke laut.
Sungai
merupakan suatu bentuk ekosistem aquatik yang mempunyai peran penting dalam
daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi
daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suwondo dkk, 2004).
Lingkungan perairan sungai terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang saling
berinteraksi melalui arus energi dan daur hara. Bila interaksi keduanya
terganggu maka akan terjadi perubahan yang menyebabkan ekosistem perairan itu
menjadi tidak seimbang (Ferianita, 2008). Sungai menjadi salah satu ekosistem
yang mengalami pencemaran paling berat. Semua saluran pembuangan baik dari
perumahan, pasar, pabrik dan kegiatan lain seperti rumah makan, rumah sakit,
semuanya berakhir di sungai. Limbah tersebut berupa limbah padat dan cair, yang
mungkin terdiri atas bahan organik, yang beracun maupun tidak beracun. Hal-hal
tersebut dapat mengakibatkan turunnya kualitas air di sungai.
Air yang berada di
permukaan dataran, baik air itu berasal dari air hujan, mata air, maupun cairan
gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju ke tempat yang lebih
rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini berukuran relative sempit dan
pendek. Namun, secara alamiah aliran air ini mengikis daerah-daerah yang
dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan
terjadilah apa yang disebut sungai.
Secara alamiah,
sungai mengalir sambil melakukan aktifitas yang satu sama lain saling
berhubungan, yaitu: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan
penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktifitas tersebut tergantung
pada factor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan
kecepatan aliran air.
Makin besar
kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktifitas pengikisan dan
pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin intensif pada daerah dataran,
dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan material yang dibawahnya.
Bahan yang
diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkahan
batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang di angkut sungai
mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar
seperti bongkahan, krakal, dan kerikil, menyusul kemudian material yang lebih
halus seperti pasir, dan lempung. Akibat dari proses erosi sungai yang aktif
maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah
sungai tersebut dapat mencerminkan tingkat perkembangan sungainya.
Tujuan
Tujuan
dari makalah yang berjudul sifat dan karakteristik sungai bagian hulu, tengah,
dan hilir adalah untuk mengetahui sifat dan karakteristik bagian bagian sungai.
ISI
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang
dikelilingi dan dibatasi oleh topografi alami berupa punggung bukit atau
pegunungan, dimana presipitasi yang jatuh di atasnya mengalir melalui titik
keluar tertentu (outlet) yang akhirnya bermuara ke danau atau laut. Batas‐batas alami DAS dapat dijadikan sebagai batas
ekosistem alam, yang dimungkinkan bertumpang‐tindih
dengan ekosistem buatan, seperti wilayah administratif dan wilayah ekonomi.
Namun seringkali batas DAS melintasi batas kabupaten, propinsi, bahkan lintas
negara. Suatu DAS dapat terdiri dari beberapa sub DAS, daerah Sub DAS kemudian
dibagi‐bagi lagi menjadi sub‐sub
DAS.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagian Hulu / Upper
Watershed adalah bagian hulu dari suatu DAS yang mempunyai fungsi perlindungan
terhadap DAS bagian hilir (lower watershed), dengan topografi yang lebih berat
dan seluruh arah aliran sungainya menuju ke sungai utamanya.
Pembagian
Daerah Aliran Sungai berdasarkan fungsi
1.
bagian
hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air,
kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
bagian
hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air,
kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
2.
bagian tengah didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari
kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air
tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai,
waduk, dan danau.
3.
bagian hilir didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Pembagian Daerah Aliran Sungai dan Cirinya
Karakteristik Sungai Bagian Hulu
1.
merupakan
awal dari aliran sungai (mata air)
2.
debit air
relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan
3.
kondisi
dasar sungai berbatu
4.
sering
ditemui air terjun dan jeram
5.
erosi
sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal)
6.
aliran air
mengalir di atas batuan induk
7.
aliran
sungai mengerosi batuan induk
8.
aliran
sungai cenderung lurus
9.
tidak
pernah terjadi banjir
10.
kualitas
air masih baik
Karakteristik Sungai Bagian Tengah
1.
merupakan
lanjutan dari hulu sungai
2.
lembah
sungai berbentuk huruf U
3.
aliran air
tidak terlalu deras
4.
proses
erosi sudah tidak dominan
5.
proses
proses transportasi hasil erosi dari hulu
Karakteristik Sungai Bagian Hilir
1.
merupakan
bagian akhir sungai menuju laut
2.
lembah
sungai berbentuk huruf U
3.
aliran air
permanen
4.
terdapat
pengendapan di dalam alur sungai
5.
sering
terjadi banjir
6.
terdapat
daerah dataran banjir
7.
aliran
sungai berkelok-kelok membentuk meander
8.
terdapat
danau tapal kuda (oxbow lake)
9.
erosi
sungai ke arah sampinh (lateral)
10.
badan
sungai melebar
Contoh Pembagian Daerah Aliran Sungai Deli
Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli merupakan salah satu
DAS yang melintasi wilayah perdesaan dan perkotaan Kabupaten Karo, Kota Medan
dan Kabupaten Deli Serdang. Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan
sungai yang ada di Kota Medan. Saat ini, luas hutan di hulu DAS Deli hanya
tinggal 3.655 hektar (7,59%) dari 48.162 hektar areal DAS Deli. Idealnya dengan
luas 48.162 hektar, DAS Deli seharusnya memiliki hutan alam untuk kawasan
resapan air minimal seluas 14.448 hektar, atau 30 persen dari luas DAS.
|
Bagian Sungai
|
Lokasi
|
Panjang (Km)
|
Luas DTA (Km2)
|
|
Hulu
|
Kaki G. Sibayak –Pertemuan dengan anak sungai Simei
–mei
|
159
|
30
|
|
Tengah
|
Sampai pertemuan dengan Sungai Sikambing
|
188
|
20
|
|
Hilir
|
Sampai ke Muara Sungai
|
55
|
20
|
|
Total
|
|
402
|
73
|
a. Daerah Hulu
Pada
daerah hulu, Sungai Deli mengalir melalui daerah perbukitan dengan topografi yang beragam, antara landai, terjal
dan curam sehingga terdapat beberapa
terjunan. Kondisi ini memberi efek yang baik pada proses self purification karena alirannya cenderung
turbulen sehingga proses aerasi dapat berlangsung
dengan baik. Hal ini turut didukung oleh banyaknya batuan yang terdapat pada badan air.
Pemanfaatan
lahan daerah pengaliran sungai di hulu antara lain sebagai daerah pertanian, perikanan dan pemukiman
serta hutan. Sedangkan air sungai dimanfaatkan
untuk irigasi, rekreasi air serta air baku air minum. Pertanian terutama terdapat di Desa Semangat Gunung,
Desa Doulu dan Desa Lau Mulgap, perikanan
terutama terdapat di Desa Lau Mulgap. Irigasi terdapat diberbagai lokasi, rekreasi air terdapat di Desa Sembahe
dan Desa Logna Kecamatan Sibolangit.
Pemanfaatan air sungai sebagai air baku air minum terdapat di Desa Pamah Kecamatan Delitua. Kegiatan yang berpotensi menurunkan kualitas
air sungai dan lingkungan sekitarnya antara lain, penambangan pasir dan batu
dari badan air, pegunungan pestisida dan pupuk di daerah pertanian, pengambilan
humus serta konversi hutan menjadi pemukiman dan lahan pertanian.
b. Daerah Pertengahan
Pada
daerah pertengahan topografi daerah pengaliran Sungai Deli cenderung landai dengan kemiringan 0.31%. Hal ini
menyebabkan laju air air sungai lebih lambat
dibandingkan daerah hulu. Pada laju air yang lebih lambat , proses aerasi juga berkurang dengan demikian self
purification juga menurun Di daerah
pertengahan pemanfaatan lahan di sekitar daerah pengaliran sungai adalah untuk pemukiman, perkantoran dan
industri. Daerah pertengahan merupakan
pusat kota, sentral jasa dan perdagangan.
Terdapat
banyak kegiatan yang menimbulkan degradasi sungai pada daerah ini, pemukiman kumuh pada bantaran sungai,
pembuangan limbah domestik dan industri,
pembuangan sampah, pengubahan alur sungai, pengerasan benteng sungai dengan beton dll. Pada lokasi –lokasi
pemukiman kumuh, penduduk memanfaatkan
sungai sebagai tempat mandi, cuci dan juga kakus. Pada umumnya limbah domestik yang masuk ke Sungai Deli
tidak mengalami pengolahan terlebih dahulu.
c. Daerah Hilir
Topografi
daerah hilir Sungai Deli semakin landai dengan kemiringan 0.2 % laju air pada daerah ini semakin lambat, terutama
ke arah muara. Daerah hilir merupakan
sentral industri, terdapat lebih dari 54 (lima puluh empat) kegiatan/ industri disepanjang Sungai Deli , termasuk
hotel dan rumah sakit, banyak diantara
industi ini yang membuang limbahnya ke Sungai Deli tanpa pengolahan terlebih
dahulu.
PENUTUP
Kesimpulan
Sungai
merupakan suatu bentuk ekosistem aquatik yang mempunyai peran penting dalam
daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi
daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Sungai menjadi salah
satu ekosistem yang mengalami pencemaran paling berat. Semua saluran pembuangan
baik dari perumahan, pasar, pabrik dan kegiatan lain seperti rumah makan, rumah
sakit, semuanya berakhir di sungai.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang
dikelilingi dan dibatasi oleh topografi alami berupa punggung bukit atau
pegunungan, dimana presipitasi yang jatuh di atasnya mengalir melalui titik
keluar tertentu (outlet) yang akhirnya bermuara ke danau atau laut. Daerah
aliran sungai dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan
bagian hilir.
1. Bagian Hulu
Bagian hulu
memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah Erosinya
(terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram
dan tidak terjadi pengendapan.
2. Bagian Tengah
Bagian tengah
mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya mulai berkurang,
arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai
berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan sering
terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
3. Bagian Hilir
Bagian hilir
memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah ke samping
(horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi
delta serta palungnya lebar.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyana, R. 2012. Karakteristik Permukiman Pada Kawasan Zona Tengah
Daerah Aliran Sungai Deli. Universitas Negeri Medan. Medan
Purwanto, E. 2011. Pemanfaatan
Evaluasi Daerah Aliran Sungai Dengan Menggunakan Parameter Hidrologi. Institut
Teknologi Surabaya. Surabaya
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Slamet, B. 2007. Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu. Universitas Sumatera Utara. Medan
Moti, G. 2013. Pengaruh Daerah Aliran
Sungai Bagi Kehidupan. Erlangga. Jakarta.
